TUGAS KELOMPOK DOSEN
PEMBIMBING
Agronomi
Tanaman Hortikultura Aulia Rani Annisava, SP, M.Sc.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUPUK DARI ABU
SEKAM, DAN PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK KANDANG AYAM PADA
BUDIDAYA TOMAT (Lycopersicum esculentum
Mill.)
Disusun oleh: Kelompok 3
·
Azrul Pajri :11382101474
·
Khamilatun
Khusna :11382203026
·
M. Holis
Seprizal :11382104024
·
Ranayus :11382100199
·
Siti Maisaroh :11382205672
·
Widya Ayuni :11382206080
Lokal 4 E Agroteknologi
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF
KASIM
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
masih memberikan rahmat dan karunianya berupa nikmat kesehatan dan kesempatan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Agronomo Tanaman
Hortikultura tentang OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUPUK DARI ABU
SEKAM, DAN PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK KANDANG AYAM PADA
BUDIDAYA TOMAT (Lycopersicum esculentum
Mill.)
Shalawat bersampulkan salam tidak lupa pula kami kirimkan
kepada junjungan alam, yakni Nabi Muhamad SAW yang telah membawa umatnya dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam penulisan maupun penyajiannya, maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya lebih
baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan
pembaca umumnya.
Pekanbaru, 29 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
I.1 Latar
Belakang............................................................................. 1
I.2
Rumusan Masalah........................................................................ 2
I.3
Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
I.4
Metode Penulisan......................................................................... 2
I.5 Alat,
Bahan, dan Metode............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
II.1 Penggunaan Abu
Sekam Dalam Budidaya Tanaman Tomat...... 6
II.2
Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik................................. 6
II.3
Optimasi Pupuk Kandang Ayam pada Budidaya Tomat........... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
III.1
Kesimpulan................................................................................ 10
III.2
Saran.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu sayuran yangumum
dikonsumsi di dunia. Hal ini dikarenakan tomat bisa dikonsumsi segar maupun
dalam bentuk olahan. Tiga produk olahan tomat yang utama adalah tomato preserves,
dried tomatoes dan tomatoes based food (Costa and Heuvelink,
2005). Produksi tomat di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 853,061 ton dan
telah mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2006 (Badan Pusat
Statistik, 2011). Produksi ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat domestik. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan
rata-rata produktivitas tertinggi yaitu sekitar 20 ton ha-1. (Deptan, 2011).
Menurut Odoemena (2006) pupuk kandang ayam merupakan
sumber yang baik bagi unsur-unsur hara makro dan mikro yang mampu meningkatkan
kesuburan tanah serta menjadi substrat bagi mikroorganisme tanah dan
meningkatkan aktivitas mikroba, sehingga lebih cepat terdekomposisi dan
melepaskan hara. Aplikasi pupuk kandang ayam juga diyakini memperbaiki sifat
fisik tanah dan meningkatkan daur hara seperti mengerahkan efek enzimatik atau
hormon langsung pada akar tanaman
sehingga
mendorong pertumbuhan tanaman.
Seiring perkembangan pertanian saat
ini untuk menuju pertanian yang berkelanjutan, maka salah satu alternatifnya
adalah penggunaan bahan organik sebagai sumber hara untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tomat. Limbah pertnian abu sekam merupakan bahan berserat
mengandung selulosa,lgnik, hemiselulosa dan jika dibakar akan menghasilkan abu
dengan silica tinggi 87%-97 %, serta mengandung hara N 1 %, K 2 %.
Pemberian abu sekam terhadap tomat
berpengaruh beda nyata terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman serta menekan
pertumbuhan hama dan penyakit.
Oleh
sebab itu kelompok kami ingin memaparkan bagaimana pengaruh perlakuan diatas
dengan tanaman Tomat ini.
I.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimanakah Optimalisasi penggunaan
pupuk dari abu sekam pada tanaman tomat?
·
Bagaimanakah pengaruh penggunaan pupuk
organik pada pembudidayaan tanaman tomat?
·
Bagaiman pengaruh pupuk kotoran ayam
pada pembudidayaan tanaman tomat?
1.3 Tujuan Penulisan
·
Untuk mengetahui Optimalisasi penggunaan
pupuk dari abu sekam pada tanaman tomat.
·
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pupuk organik pada pembudidayaan tanaman tomat.
·
Untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran
ayam pada pembudidayaan tanaman tomat.
I.4 Metode Penulisan
Metode penulisan pada makalah in
dengan cara, menentukan tema terlebih dahulu, dicari kesamaannya lalu mengambil
seluruh data yang diperlukan dan menghimpunnya menjadi satu kesatuan kata yang
berhubungan satu sama lain, sehingga dapat dimengerti dan menarik kesimpulan.
I.5 Alat, Bahan dan Metode
Penelitian
·
Alat
cangkul, timbangan, meteran, hand sprayer, tempat
persemaian dari kotak kayu, plang penelitian dari plywood, tali rafia, turus
ulin, plastik, alat dokumentasi, alat tulis menulis, laptop, timbangan
analitis, kalkulator.
·
Bahan
Berupa media tanaman berupa tanah lapisan atas (top
soil), benih tomat varietas Permata, Sekan Padi, pupuk kandang ayam, pupuk
kandang sapi, pupuk kompos trikoderma, polibag ukuran 25 x 40 cm,
Dithane M 45, Antracol, Furadan 3 G.
·
Metode
Ø Persiapan tempat penelitian
Sebelum melakukan penelitian, tempat penelitian
terlebih dahulu dibersihkan dari gulma, sampah, atau kotoran lainnya, sehingga
tempat penelitian menjadi bersih dan lapang, dan diupayakan tempat penelitian
berada dilokasi yang datar.
Ø Persemaian benih
Persemaian dilakukan di dalam kotak persemaian yang
terbuat dari kotak kayu dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m, dan dibagian atasnya di
beri naungan dari atap nipah. Media di persemaian merupakan campuran antara
tanah lapisan atas dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1. Benih tomat
disemaikan dengan cara menaburkan pada permukaan media, kemudian ditutup dengan
tanah tipis-tipis. Untuk menjaga kelembapan selama dipersemaian, dilakukan
penyiraman dengan menggunakan hand sprayer 1 kali sehari atau disesuaikan dengan
kelembaban tanahnya.
Ø Pemberian pupuk organik
Pemberian pupuk organik pada setiap polibag
disesuaikan dengan jenis pupuk organiknya sebagai perlakuan dan diberikan 10
hari sebelum bibit di pindah ke polibag, yaitu : pupuk kandang ayam (k1); pupuk
kandang sapi (k2) dan pupuk organik trikoderma (k3). Adapun dosis pupuk organik
yang diberikan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan sebagai perlakuan,
yaitu : 10 ton/ha (50 g/polibag), 20 ton/ha (100 g/polibag) dan 30 ton/ha (150
g/polibag).
Ø Penanaman
Pemindahan bibit tomat dari persemaian dilakukan pada
saat bibit tomat telah memiliki 3-4 helai daun (berumur 2 minggu setelah
tanam). Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dan seragam
pertumbuhannya. Penanaman dilakukan pada sore hari dengan menanam 1 bibit untuk
setiap polibag. Di samping itu disiapkan pula beberapa polibag yang digunakan
sebagai bibit cadangan untuk penyulaman.
Ø Pemasangan turus
Pemasangan turus ulin dilakukan bersamaan dengan
penanaman bibit tomat, setelah tanaman berumur 3 minggu setelah tanam lalu
diikat pada turus dengan menggunakan tali rafia.
·
Pemeliharaan tanaman, meliputi :
v Penyulaman
Penyulaman dilakukan segera (dalam jangka waktu 7 hari
setelah tanam) apabila ada tanaman yang mati. Untuk penyulaman digunakan bibit
cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
v Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yang dilakukan pada
pagi hari atau sore hari, penyiraman tidak dilakukan apabila kondisi media
tanam masih lembab.
v Penyiangan
Penyiangan gulam dilakukan bila ada gulma, penyiangan
dilakukan dengan cara mencabut gulma tersebut dengan tangan.
v Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4
minggu dan 8 minggu setelah tanam.
v Pemangkasan tunas air
Pemangkasan tunas air dilakukan dengan membuang
tunas-tunas air yang tidak diinginkan dengan tangan.
v Panen
Panen dilakukan terhadap buah tomat yang telah
masak, yaitu buah yang telah berwarna kuning atau jingga, panen dilakukan
secara bertahap dengan interval waktu pemetikan 3-4 hari sekali sebanyak 5
kali.
·
Pengamatan
dan Pengumpulan Data
Data yang diamati adalah panjang tanaman (cm),
jumlah buah per tanaman setelah Data yang di ukur dan dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman diukur dari pangkal
batang bagian bawah 1 cm di atas permukaan tanah (diberi tanda) sampai ke titik
tumbuh tertinggi pada umur 4, 8, dan 12 minggu setelah tanam (cm). Umur tanaman
saat berbunga diamati sejak tanam sampai tanaman mengeluarkan bunga pertama
kali (hari setelah tanam). Jumlah buah per tanaman di hitung saat panen pertama
sampai panen ke lima, dengan interval panen 3-4 hari. Berat buah segar per
tanaman, yaitu dengan cara menimbang semua buah yang dihasilkan per tanaman
sampai panen yang ke lima.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Penggunaan Abu Sekam Dalam Budidaya Tanaman Tomat
Berdasarkan
uji nampak bahwa terjadi interaksi antara perlakuan abu sekam untuk pengamatan
tinggi 14-70 hst, dimeter batang tanaman 70 HST, serta awal umur berbunga. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan perlakuan abu sekam.
Harold
dan Robert (1962) dalam Sumadiharta dan Ardi (2001) mengatakan bahwa abu sekam
merupakan padatan sisa pembakaran bahan organic yang tidak menguap, dapat
meningkatkan pH dan meningkatkan sejumlah hara penting seperti kalium,
magnesium, kalsium dan phosphor dalam tanah.
Dikemukakan
oleh Martanto (2001), bahwa pemberian abu sekam pada tanaman tomat memberikan
pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman serta menekan serangan
hama dan penyakit.
Pada
pengamatan umur awal tanaman berbunga menunjukkan kecenderungan peningkatan
dosis abu sekam memberikan indikasi umur awal tanaman berbunga lebih cepat
disbandingkan tanpa perlakuan abu sekam.
Berdasarkan
uji, terjadi interaksi antara abu sekam
untuk pengamatan hasil tanaman. Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya
indikasi jumlah tanaman perbuah, bobot total buah pertanaman atau perhektar
semakin meningkat dibandingkan perlakuan tanpa abu sekam.
II.2 Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik
Berdasakan
hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk organik (K) berpen
sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan 8 minggu setelah tanam, umur
tanaman saat berbunga, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda
tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam.
Pemberian
beberapa jenis pupuk organik pada budidaya tanaman tomat, secara umum
memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pertumbuhan vegetatif maupun
generatif. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis
pupuk organic (D) berbeda sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan
umur 8 minggu setelah tanam, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman.
Berbeda tidak nyata pada tingi tanaman umur 2 mingggu dan umur 6 minggu, dan
umur tanaman saat berbunga. Secara umum perbedaan macam dosis pada pemberian
pupuk kandang berpengaruh nyata pada pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman. Dari data rataan hasil penelitian, terlihat bahwa ada kecenderungan
peningkatan pertumbuhan tanaman dengan semakin ditingkatkannya dosis pupuk.
Dengan bertambahnya jumlah pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah, maka
jumlah unsur hara juga semakin meningkat, sehingga ketersediaan unsur hara
dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman menjadi tercukupi. Berdasarkan hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan (KxD) berbeda sangat nyata
pada jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda tidak nyata pada
tinggi tanaman umur 2 minggu, umur 4 minggu, umur 6 minggu dan umur 8 minggu
setelah tanam, dan umur tanaman saat berbunga.
Interaksi
perlakuan antara jenis pupuk organik dan dosis pupuk organik tida memberikan
hasil yang nyata, hal ini di duga bahwa masing-masing dari level faktor
perlakuan tidak saling berinteraksi.
Tabel 2.
Rekapitulasi Data Penelitian Pengaruh Jenis Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Varietas Permata.
II. 3 Optimasi Pupuk Kandang Ayam pada Budidaya Tomat.
a.
Analisis
kandungan hara tanah
Menurut Jones (2008) Tanaman tomat tumbuh baik pada
tanah dengan ph 5,5 sampai 6,8. Pada pH optimal, hara esensial akan tersedia
dalam jumlah yang optimal. Secara umum, tanaman tomat akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang subur, tanah dengan kandungan hara makro P, K, Ca dan Mg sedang
hingga tinggi. Tanaman tomat membutuhkan tanah yang mengandung mikro Fe, Mn dan
Zn dalam jumlah yang tinggi. Sedangkan hara makro N, Mg, S dan hara mikro B dan
Cu dalam jumlah sedang.
b.
Tinggi
tanaman dan jumlah daun
Perlakuan pupuk organik dan anorganik berpengaruh
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada 2 hingga 6 MST. Pupuk organic berupa
pupuk kandang ayam memberikan respon kuadratik pada 2 dan 4 MST serta respon
linier pada 6 MST. Pupuk anorganik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman pada 2 MST, namun memberikan respon linier pada 4 dan 6 MST.
Pupuk organik yang diberikan memberikan pengaruh
yang linier terhadap jumlah daun pada 2, 4 dan 8 MST serta tidak berpengaruh
nyata pada 6 MST. Pupuk anorganik yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
jumlah daun tanaman tomat. Tidak terdapat interaksi antara pupuk organik dengan
anorganik yang diberikan pada jumlah daun yang diamati.
c. Bobot buah
Pupuk organik dan anorganik berpengaruh terhadap
bobot buah per petak (kg), estimasi bobot buah per hektar (ton) dan hasil panen
relatif (%). Pupuk organik yang diberikan pada percobaan juga memberikan
pengaruh kuadratik terhadap bobot buah per petak, estimasi bobot buah per
hektar dan hasil panen relatif, sedangkan pupuk anorganik menunjukkan pengaruh
yang linier. Tidak ada interaksi di antara perlakuan dosis pupuk yang diberikan
sehingga hanya dibahas efek tunggal yang dihasilkan oleh pupuk organik dan
anorganik.
d.
Pengkelasan Buah
Dilakukan pengkelasan terhadap buah tomat hasil panen.
pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
bobot buah kelas A dan B, namun tidak berpengaruh terhadap bobot buah kelas C.
Dosis pupuk organik memberikan respon linier pada bobot buah kelas A dan
kuadratik pada bobot buah kelas B, sedangkan dosis pupuk anorganik memberikan
respon linier pada bobot buah kelas A maupun kelas B.
e.
Ukuran Buah
Berdasarkan hasil analisis tidak terdapat pengaruh
dari pupuk organik dan anorganik
terhadap
variabel diameter dan bobot buah rata-rata. Pengamatan terhadap diameter dan
bobot buah rata-rata diamati pada setiap buah hasil panen pada semua tanaman.
dosis pupuk
kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat. Namun untuk pupuk anorganik, belum ditemukan adanya dosis
optimal yang memberikan pengaruh terbaik. Interaksi antara pupuk organik yang
diberikan hanya terjadi pada variabel tinggi tanaman saat 8 MST. Dosis pupuk
kandang ayam optimal adalah 24.375 ton ha-1. Bobot buah per petak maksimal
adalah 17.41 kg per petak. Estimasi bobot buah per hektar masksimal sebesar
22.79 ton ha-1. Dosis optimal ditentukan dari dosis pupuk kandang ayam yang
memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil panen relatif. Dengan pemberian
pupuk kandang ayam sebanyak dosis optimal yang disarankan, pertumbuhan tanaman
tomat cukup baik, bobot buah kelas A dan kelas B yang dihasilkan tidak terlalu
berbeda. Dosis pupuk kandang yang diberikan tidak berpengaruh terhadap diameter
dan bobot buah rata-rata.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
·
Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan abu sekam sebanyak 50
gram/tanaman terbukti berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan dan juga
hasil buah pada tanaman tomat
·
Perlakuan jenis pupuk organic berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan
tanaman Tomat pada segala aspek pertumbuhannya, sesuai dengandosis yang telah
di teliti sebelumnya.
·
Penelitian
ini telah mendapatkan dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Namun untuk pupuk anorganik,
belum ditemukan adanya dosis optimal yang memberikan pengaruh terbaik.
Interaksi antara pupuk organik yang diberikan hanya terjadi pada variabel
tinggi tanaman saat 8 MST. Dosis pupuk kandang ayam optimal adalah 24.375 ton
ha-1. Bobot buah per petak maksimal adalah 17.41 kg per petak. Estimasi bobot
buah per hektar masksimal sebesar 22.79 ton ha-1. Dosis optimal ditentukan dari
dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil panen
relatif. Dengan pemberian pupuk kandang ayam sebanyak dosis optimal yang
disarankan, pertumbuhan tanaman tomat cukup baik, bobot buah kelas A dan kelas
B yang dihasilkan tidak terlalu berbeda. Dosis pupuk kandang yang diberikan
tidak berpengaruh terhadap diameter dan bobot buah rata-rata.
III.2 Saran
Sebaiknya, walaupun ketiga perlakuan pemupukan yang dilakukan pada
tanaman tomat menggunakan jenis pupuk organik, namun juga harus diperhatikan
bahwa, penggunaannya juga harus menggunakan takaran aturan pemakaiannya yang
tepat, agar dapat memperoleh hasil yang optimal.
Jika terdapat kesalahan
kami selaku penyaji memohon maaf yang sebesar-besarnya atas penyusunan makalah
ini, terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Agronomi dan Hortikultura. 2013. Optimasi Dosis Pupuk Anorganik dan
Pupuk Kandang Ayam pada Budidaya Tomat Hibrida(Lycopersicon esculentum Mill.
L.).
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Maryanto dan Abdul Rahmi. 2015. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill) Varietas Permata.
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Samarinda
Kiswondo,Sumiarjo.
2011. Penggunaan Sekam Dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Tomat. Universitas Moch Sroedji Jember. Jember