Minggu, 18 Januari 2015

TUGAS KELOMPOK                                                               DOSEN PEMBIMBING
Fisiologi Tumbuhan                                                                    Rosmaina. S.P., M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
380696_414680428550454_100000255013326_1513367_788559605_n
Disusun oleh                           : Kelompok 2
Ariyani                                    : 11382202145
Khamilatun Khusna                 : 11382203026
M. Khoirul Amri                      : 11382104322
Rizki Al khairi Barus               : 11382101958
Septian Nugraha                      : 11382102230
Suyanti                                    : 11382205915

JURUSAN AGROTEKNOLOGI 3E
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang masih memberikan rahmat dan karunianya berupa nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kelompok LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN.
Shalawat bersampulkan salam tidak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan alam, yakni Nabi Muhamad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Asisten Dosen yang telah banyak membantu kami dalam terselenggarannya praktikum ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik, dan juga  Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari dalam laporan  ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan maupun penyajiannya, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya lebih baik.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.


                                                                                    Pekanbaru, 18 Januari 2015


   Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………….……..
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I             Pembahasan Materi I Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air Dan Pertumbuhan Tanaman……………..…………………1
A.    Teori Dasar…………………………………………………………...1
B.     Tujuan………………………………………………………………...2
C.     Bahan dan alat………………………………………………………..2
D.    Cara kerja…………………………………………………..………...2
E.     Hasil pengamatan……………………………………………..……...3
F.      Pembahasan…………………………………………………………..4
G.    Kesimpulan…………………………………………………………...5
H.    Daftar Pustaka………………………………………………………..6
BAB II Pembahasan Komposisi Kimia Membran Sel Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas……………………………………….….7
A.    Teori Dasar…………………………………………………..………7
B.     Tujuan…………………………………………………….…………7
C.     Bahan dan alat……………………………………………….……...7
D.    Cara kerja…………………………………………………….……..8
E.     Hasil pengamatan……………………………………………….…..8
F.      Pembahasan……………………………………………………..…..9
G.    Kesimpulan……………………………………………………...…10
H.    Daftar Pustaka……………………………………………………...10
BAB III Pembahasan Pengaruh Konsentrasi Enzim……………..……….11
A.    Teori Dasar………………………….……………………………...11
B.     Tujuan………………………………………………...……………11
C.     Bahan dan alat………………………………………………..….…11
D.    Cara kerja…………………………………………………………..12
E.     Hasil pengamatan……………………………………………..…...12
F.      Pembahasan…………………………………………………….…..13
G.    Kesimpulan…………………………………………………….…..15
H.    Daftar Pustaka……………………………………………………..15
BAB IV Pembahasan Perkecambahan Biji………………………….….....16
A.    Teori Dasar……………………………………………………..….16
B.     Tujuan…………………………………………………………..….17
C.     Bahan dan alat……………………………………………………...17
D.    Cara kerja…………………………………………………………..17
E.     Hasil pengamatan………………………………………………..…18
F.      Pembahasan…………………………………………………..….…19
G.    Kesimpulan…………………………………………………...……20
H.    Daftar Pustaka……………………………………………………...22
LAMPIRAN GAMBAR………………………………………………………
Lampiran Materi 1…………………………………………………………...
Lampiran Materi 2…………………………………………………………...
Lampiran Materi 3……………………………………………………………
Lampiran Materi 4……………………………………………………………
           


BAB I
PEMBAHASAN
MATERI I
PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP PENYERAPAN AIR DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
A.    Teori Dasar
Air adalah bahan yang sangat penting bagi tumbuhan, karena air berperan sebagai pelarut, pengangkut zat hara, sebagai system hidrolik dan pengatur suhu tubuh. Air diserap lewat akar melalui bulu-bulu akar diteruskan kederah korteks. Sel akan dapat menyerap air bila mempunyai potensial air negatifnya lebih besar dari larutan tanah. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyerapan pasif dengan menyeimbangan potensial air, potensial osmotic dan potensial tekanan (tekanan turgor).
             Jalur yang dilalui air adalah dari bulu akar terus ke sel korteks akar, endodermis, perisikel sampai ke silem akar. Jalur ini disebut ekstravaskuler. Air bergerak dari sel ke sel dapat melalui alur simplas atau arus aplopas. Setelah sampai kesilem akar, air akan diteruskan ke batang lewat jarinagn pengangkut. Transvor ini di sebut transport intravaskuler. Mekanisme hantaran air ke atas ( batang ) melalui tiga cara, yaitu: tekaran akar, teori vital, (aktivitas sel xylem) dan daya hisap daun. Air yang di hantarkan lewat batang di teruskan kedaun.
                        Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbs air oleh tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potensial air larutan dimana akar itu berada. Jika potensial osmotic larutan luar lebih rendah dari pada potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar kedalam system akar. Denga meningkatkan konsentrasi zat-zat telarut, maka masuknya air kedalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan terbalik.
            Apabila potensial air larutan luar sangat rendah sehingga menghambat absorbs air oleh akar, maka akibatnyapertumbuhan tanaman akan terhambat. Mengembangnya sel selama proses pembesaran terjadi akibat tekanan air yang masuk sebagai respon terhadap perbedaan potensial air. Air yang masuk ini akan menekan dinding sel kearah luar, sehingga dinding sel merentang menjadi lebih besar.
B.     Tujuan
Melihat pengaruh osmotic dari konsenterasi gararm terhadap absorbs air dan pertumbuhan tanaman.
C.    Bahan dan alat
Bahan yang digunakan yaitu: kecambah kacang hijau ( Phaseolus radiatus) yang berumur 10 hari, larutan NaCl 1 M, dan air destilasi.
Alat-alat yang digunakan adalah : labu botol kultur 100 ml/ aqua gelas kertas karton manila dan karet.
D.    Cara kerja
1.      Dari larutan baku NaCl (gr) masukkan air kedalam aqua kemudian larutkan NaCl 0,5 gr, 2,5 gr, 5 gr, 10 gr kedalam air setinggi 5 cm pada aqua tersebut.
2.      Masukan masing-masing larutan ke dalam Aqua gelas kultur dan beri label.
3.      Tutup mulut Aqua gelas dengan karton manila, kemudian ikat dengan karet.
4.      Ambil kecambah kacang hijau berumur ± 10 hari. Pilih yang sehat dan baik pertumbuhannya.
5.      Masukan dua stek kecambah kacang hijau kedalam Aqua gelas.
6.      Lakukan pengamatan setiap 24 jam selama 6 hari dan dicatat semua perubahan-perubahan yang terjadi pada tanaman.
7.      Dihari terakhir pengamatan, dicatat dan diukur volume larutan yang ada pada yang masing-masing aqua gelas


E.     Hasil pengamatan
A.    Penanaman benih kacang hijau dilakukan selama 1 minggu pada hari rabu dengan hasil pengamatan sebagai berikut :

Hari
Ke
Panjang Akar (cm)
Tinggi Batang (cm)
Panjang Daun (cm)
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
0,5
0,5
0,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
0,7
0,7
0,5
0,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
0,8
0,8
0,6
0,4
-
1,5
1,5
1
-
-
0,5
0,5
-
-
-
5
0,9
0,9
0,7
0,5
-
4
3,5
2,8
-
-
0,6
,6
0,5
-
-
6
1
1
0,8
0,6
-
9
9
9
-
-
0,7
0,7
0,7
-
-
7
1,1
1,1
0,9
0,8
0,3
11,5
11,5
11,5
1
0,5
2,7
2,7
1,5
-
-
8
1,3
1,3
1
0,9
0,7
12
11,7
11,7
2,5
1,2
2,5
2,5
1,7
1,4
1,2
Sebelum di masukkan kecambah yang baik di dalam aqua gelas  kultur, tanaman kacang hijau yang di gunakan sebanyak 2 tanaman, yang sehat dan baik pertumbuhan nya di ukur terlebih dahulu dengan hasil sebagai berikut :
Tanaman
Tinggi tanaman
Panjang daun
Lebar daun
1
19 cm
3 cm
1 cm
2
14 cm
2 cm
0.5cm

C.     Pengaruh konsentrasi garam terhadap penyerapan air
Konsenterasi NaCl (gr)
Volume air yang hilang


Control
5 cm
1,5 cm
0,5 gr
5 cm
2 cm
0,25 gr
5 cm
1,9 cm
5 gr
5 cm
0,5 cm
10 gr
6 cm
1,8 cm
D.    Perubahan volume air karena pengaruh konsenterasi garam
Konsentrasi NaCl (gr)
Volume air
Awal
Akhir
Control
5 cm
3,5 cm
0,5 gr
5 cm
3 cm
2,5 gr
5 cm
3,1 cm
5 gr
5 cm
4,5 cm
10 gr
6 cm
4,2 cm
E.     Pengaruh konsentrasi garam terhadap pertumbuhan tanaman
Konsenterasi NaCl (gr)
Volume air yang hilang (ml)
TT (cm)
PD (cm)
LD (cm)
1
2
1
2
1
2
kontrol
8,5
5
3,5
2
1,3
1
0,5 gr
24
16
2,3
2
0,8
0,7
2,5 gr
18
22
1,2
1,2
0,4
0,4
5 gr
8
15
1,2
1,2
0,3
0,2
10 gr
23
21
2
18
0,10
0,7

Keterangan : TT (tinggi tanaman); PD (panjang daun ); LD (lebar daun)
5        Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman kacang hijau selama 8 hari, dapat diketahui bahwa adanya pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau. Hal ini dapat dibuktikan dengan perubahan tinggi batang, panjang daun, lebar daun yang di rendam dengan larutan NaCl dengan masing-masing konsentrasi kontrol (air) 0,5 gr, 2,5 gr, 5 gr,10 gr. Selain itu, juga terjadinya pengurangan volume air akibat adanya larutan NaCl.
Pada percobaan ini volume air yang hilang pada tiap-tiap konsentrasi tidak seimbang, dimana pada konsentrasi kontrol .....cm dikarenakan semakin tinggi konsentrasi suatu larutan NaCl maka volume air akan semakin berkurang juga sehingga tekanan osmotiknya akan besar, potensial osmotik rendah dan potensial airnya juga akan rendah. 
Berkurangnya volume larutan NaCl ini disebabkan oleh potensial air dalam sel rendah sehingga air dapat masuk kedalam sel, dan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai bahan dalam fotosintesis, melarutkan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan serta untuk mempertahankan turgiditas sel tumbuhan. Karena banyak aktivitas tumbuhan yang ditentukan oleh air dan bahan yang larut dalam air.
Jika dilihat dari pertumbuhan tanaman kacang hijau, dapat diketahui bahwa terjadinya pertambahan tinggi batang, panjang daun, dan lebar daun kacang hijau, namun pada konsentrasi 5 M dan 10 gr diameter lebar daun menjadi berkurang (mengkerut). Begitu juga dengan bentuk batang, dan warna daunnya. Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka semakin layu batang tanaman kacang hijau dan warna daunnya semakin kekuningan bahkan kecokelatan . Hal ini disebabkan karena potensial air sel tanaman kacang hijau lebih tinggi dari pada potensial air larutan, akibatnya air dari sel berosmosis ke luar, sehingga tanaman menjadi kering dan proses fisiologisnya terganggu dan akhirnya tanaman mati.
6        Kesimpulan
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa :  
· Selain karbondioksida dan air, tumbuhan masih memerlukan zat-zat lain berupa hara mineral.
· Suatu unsur disebut esensial jika tumbuhan itu tidak mampu menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut dan jika unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhan yang esensial bagi tumbuhan  itu.
· Apabila natrium berada dalam jumlah yang sedikit maka dapat dikatakan sebagai unsur esensial bagi tumbuhan.
·Adanya pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau.
·Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka semakin layu batang tanaman kacang hijau dan warna daunnya semakin kekuningan dan kering.
·Berkurangnya volume larutan NaCl disebabkan oleh potensial air dalam sel rendah  sehingga air dapat masuk kedalam sel.
7        Daftar pustaka
http//www.Science of life. Pengaruh Kadar Garam Terhadap Penyerapan Air dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.co.id
Tim Fisiologi Tumbuhan. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor

MATERI II
KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS
A.    Teori Dasar
Setiap sel eukariotik memiliki system membran yang kompleks. Membrane sel secara umum berperan dalam pertukaran bahan-bahan antara sel dan lingkungan sekitar serta organela sel. Dalam system membrane juga berlangsung reaksi metabolism seluler. Membran plasma atau plasolema suatu sel tumbuhan tinggi merupakan batas luar dari protoplasma yang berhadapan dengan dinding sel.
            Berdasarkan ultra struktur dan fungsi membrane terbukti bahwa membrane tersusun oleh protein, lemak dan karbohidrat. Sifat khusus membrane lainnya disamping susunan kimianya adalah sifat fungsionalnya yang semi permeable (permeable diferenstial). Air melalui membrane secara pasif berdasarkan gradient potensial air. Beberapa solute dapat lewat tetapi dengan kecepatan dengan mekanisme yang berbeda-beda. Pada membran tidak hidup, perbedaan permeabilitas bergantung pada besar kecilnya molekul yang hendak lewat dan ditentukan pula oleh besarnya pori-pori membran, sedangkan pada membran plasma (sel hidup) besarnya molekul tidak berpengaruh. Hal ini diduga ada kaitannya dengan kelarutan zat itu dalam salah satu komponen membran.
B.           Tujuan
Melihat pengaruh berbagai perlakuan fisik dan kimia terhadap permeabilitas membran sel.
C.          Alat dan bahan
Bahan yang digunakan, yaitu : daun Rhoe discolor, air destilasi, alcohol 70%. Alat yang digunakan, yaitu : hotplate, thermometer, bor / ujung pena untuk membuat potongan-potongan berbentuk silender garis tengah 0,5 cm, rak tabung reaksi, saringan the/ tissue, cawan petri, pengaduk, dan gelas piala.

D.    Cara kerja
1.      Ambil daun Rhoe discolor lalu cuci sampai bersih dari debu dan kotoran.
2.      Lubangi daun tersebut dengan ujung pena yang telah dipersiapkan sebanyak 100 buah, lalu rendam dalam air destilasi agar cairan sel atau antosianin pada bagian yang dilukai bisa tercuci bersih.
3.      Siapkan larutan alkohol 70%
4.      Persiapkan potongan daun Rhoe discolor masing-masing 50 buah. Untuk perlakuan dalam alkohol 70 %
5.      Ambil 50 buah  potongan daun yang pertama direndam dalam alcohol 70% selama 15 menit, kemudian saring dengan tissue, lalu panaskan Aqua Dm dalam panic pada suhu  80°C lalu masukkan kedalam tabung reaksi, lalu masukkan 50 buah potongan Rhoe discolor. Biarkan selama 15  menit, lalu saring kembali. Larutan hasil saringan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
6.      Selanjutnya diambil 50 potongan daun berikutnya untuk perlakuan percobaan berikutnya. Rendam daun-daun tersebut kedalam Aquades Dm sebanyak 10 ml, rendam selama 30 menit, kemudian saring kembali.  
7.      Untuk menghindari kekeliruan pasanglah label pada masing-masing perlakuan.
8.      Perbedaan yang terjadi pada masing-masing perlakuan dicatat dalam lembar pengamatan.
E.     Hasil pengamatan :
 Hasil pengamatan perubahan warna air akibat perlakuan pada daun Rhoe discolor.
Perlakuan
Tingkat perubahan warna
Alkohol 70% tanpa di panaskan
+ agak keruh
40 °
+ agak keruh
60 °
+ agak keruh
80 °
+++++ merah muda
  Keterangan :
+ agak keruh; ++ keruh; +++ keruh mendekati merah muda; ++++ agak merahmuda; +++++ merah muda; ++++++ merah hampir seperti merah apidermis.
F.     Pembahasan
Dari tabel diatas pada perlakuan panas dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu yang diberikan maka nilai absorban akan semakin besar. Terlihat nilai absorbansi pada suhu 80˚C adalah +++++ (merah muda) , nilai ini lebih besar dibandingkan dengan perlakuan  tanpa pemberian  suhu yang lainnya. Hal ini terjadi karena semakin tinggi suhu, menyebabkan membran semakin rusak akibatnya semakin banyak pula isi sel yang ke luar. Jika suhunya terlalu tinggi, protein, karbohidrat dan lemak,  akan mengalami denaturasi kemudian meyebabkan isi di dalam sel ke luar karena penyusun membran selnya rusak. Akan tetapi pada percobaan perlakuan panas ini didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan literature Kesalahan dalam percobaan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain jaringan yang dipotong tidak sama besar. Kemudian pada waktu pemanasan, waktu yang digunakan tidak efisien karena setiap kelompok menggunakan pemanas air yang sama. Jadi saat pengambilan jaringan tidak tepat waktunya satu menit, kebanyakan sudah lewat dari waktu semestinya karena praktikan harus antri. Pada perlakuan dingin, nilai absorban yang diperoleh pada perlakuan 40°C dan 60°C yaitu (+ agak keruh) sama dengan perlakuan alkohol 70% (+ agak keruh),  sedangkan pada perlakuan 80°C (+++++ merah muda)
Hal ini berarti membran mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan suhu normal. Suhu ini mungkin terlalu ekstrim bagi ketahanan membran karena membran tidak tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Jika dibandingkan dengan aqua Dm tanpa dipanaskan (+ agak keruh). Nilai absorban dengan suhu 80°C  lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lain yang diberikan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua perlakuan yang diberikan terhadap permeabilitas membran sel memberikan pengaruh berbeda-beda akibat perlakuan yang diberikan, baik perlakuan panas, perlakuan dingin, maupun perlakuan dengan senyawa kimia.


G.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa membran sel akan mengalami kerusakan jika diberikan perlakuan suhu yang ekstrim. Semakin tinggi suhu yang diberikan, maka kerusakan pada membran akan semakin parah karena membran sel tidak tahan terhadap keadaan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Pengaruh permeabilitas membran berbeda-beda untuk setiap perlakuan panas, perlakuan dingin, dan perlakuan dengan senyawa kimia.
H.    Daftar Pustaka
Prawinata, W. 1981. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Tim Fisiologi Tumbuhan. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor



MATERI III
PENGARUH KONSENTERASI ENZIM
A. Teori Dasar
Sel yang hidup pasti akan melakukan metabolisme, yaitu reaksi kimia yang dilakukan sel untuk menghasilkan energy dan menggunakan energy tersebut untuk mensintesis komponen-komponen sel serta untuk kegiatan-kegiatan selular. Melalui penggunaan energi ini, metabolism dapat diatur.kecepatan reaksi metabolism yang berlangsung diatur oleh enzim yang jumlahnya terdapat pada saat penggunaan yang tepat.
Pada umumnya reaksi kimia dalam sel hidup sangat lamban bila tanpa katalisator. Enzim mampu berperan sebagai katalisator dengan mempercepat reaksi, lebih cepat jika dibandingkan dengan katalisator anorganik. Enzim sebagai katalisator hayati sama sekali tidak terpengaruh oleh reaksi yang dipercepatnya. Kerja enzim sangat spesifik, sehingga dapat menghindari terbentuknya ikatan yang bersifat toksik. Namun karena enzim merupakan protein maka aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh temperatur, pH, konsenterasi enzim, dan konsenterasi substrat.
B.     Tujuan
Mengamati pengaruh konsenterasi enzim terhadap kecepatan reaksi (perubahan amilun menjadi glukosa)
C.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan, yaitu: kecambah kacang hijau (phaseolus radiates) yang berumur 1 hari, larutan amilum 4%, larutan JKJ, dan air destilasi.
Alat-alat yang digunakan antara lain gelas ukur, motir porselin, tabung reaksi, sentrifuge, gelas piala, pipet, dan rak tabung reaksi.
D.    Cara kerja
1.      Dipilih 100 kecambah kacang hijau yang baik dan kupas kulitnya untuk digerus dengan mortar porselin sampai halus.
2.      Bubur kecambah kacang hijau tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian ditambah air destilasi sampai rata (100 ml) dan disentrifuge selama 5 menit.
3.      Supernatan dipisahkan dengan lapisan bawah. Cairan supernatan dianggap memiliki kadar enzim 100%.
4.      Panaskan larutan amilum 4%.
5.      Masukkan 5 ml caairan enzim dan tambahkan 2,5 ml larutan amilum, kemudian tambahkan larutan JKJ sampai berwarna biru tua ke dalam tabung reaksi. Pencampuran dianggap waktu ke-0.
6.      Tentukan lama waktu yang diperlukan dalam pengubahan amilum menjadi glikosa. Lakukanlah percobaan dengan perlakuan kadar enzim 75%, 50%dan 25%.
7.      Setiap perlakuan dilakukan 2 kali ulangan.
8.      Amati hubungan perubahan warna dengan kadar enzim. Buatlah  grafiknya.
E.     Hasil Pengamatan
Konsenterasi enzim (ml)
Perlakuan ke
Lama perubahan amilum menjadi glukosa (detik)
Rerata
5 ml
1.
2.
26,8 detik
12,56 detik
16,84
10 ml
1.
2.
14,00 detik
14,53 detik
14,26
15 ml
1.
2.
14,33 detik
11,26 detik
12,79
25 ml
1.
2.
32,3 detik
14,48 detik
23,42
F.     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan perubahan amilum menjadi glukosa, didapatkan hasil bahwa semakin banyak kadar enzim maka semakin cepat waktu perubahan amilum menjadi glukosa. Hal ini dapat dibuktikan pada kadar 100% yaitu dengan larutan amilum 2,5ml ditambah larutan JKJ kemudian ditambah 5ml supernatan (enzim), mengalami perubahan warna larutan paling cepat dibanding dengan kadar 5 ml, 10 ml, 15 ml, 25 ml.Hal ini dikarenakan pada kadar 25 ml, memiliki tingkat enzim yang lebih banyak dibanding kadar 15 ml, 10 ml, 5 ml.
Sesuai dengan teorinya yaitu laju reaksi tergantung perjumlah enzim dalam substrat yang berhasil membentuk kompleks jika konsentrasi keduanya tinggi, jumlah kompleks yang mungkin terbentuk juga tinggi jika substrat cukup tersedia, penggandaan konsentrasi enzim menyebabkan laju reaksi meningkat dua kali lipat. (Lakitan. 2007).
Pada percobaan ini enzim yang digunakan untuk merubah amilum menjadi glukosa didapat dari supernatan kecambah kacang hijau yang berumur 1 hari, yang mana kecambah tersebut sempat melakukan respirasi yang dalam hal ini menggunakan energi cadangannya berupa glukosa  dan ditimbun dalam bentuk pati. Dan dengan cara di sentrifuse maka akan diperoleh supernatannya sebagai enzim, yaitu enzim amilase yang akan merubah amilum menjadi glukosa.
Penambahan larutan JKJ juga dilakukan pada larutan amilum agar uraian amilum menjadi glukosa dapat diketahui atau dapat dikatakan larutan JKJ digunakan sebagai alat ukur laju reaksi pembetukan amilum menjadi glukosa dimana waktu supernatan dalam amylase ditambahkan larutan JKJ akan menghasilkan warna biru, namun setelah beberapa saat perubahan warna terjadi, warna biru menjadi warna putih, hal ini menandakan hidrolisis amilum sudah terjadi. (Winarto, 1983)
Kadar air dalam reaksi pembentukan glukosa sangat berpengaruh dengan kadar supernatant yang berbeda – beda, maka kadar air yang dibutuhkan akan berbeda – beda pula. Terlihat pada keadaan supernatant 100% penambahan aquades tidak ada, namun kecepatan reaksi dapat dilihat lebih cepat dibandingkan dengan supernatan yang kadar airnya banyak. Dalam reaksi enzim air tidak mutlak sebagai faktor yang penting, namun jenis keterkaitan enzim air lebih penting terhadap keaktifan enzim (Winarto, 1983) lain halnya dengan keadaan supernatant 5 ml maka laju reaksi akan lambat karena didukung oleh kadar airnya bebas. 
Namun, pada praktikum mengamati perubahan amilum menjadi glukosa, kelompok kami tidak dapat membuktikan warna perubahannya yaitu dari warna biru pekat menjadi putih. Ini dikarenakan waktu pengamatan yang kami lakukan hanya sampai detik ke 32,3 dan 14,48 dan warna ke empat larutan belum menjadi putih. Akan tetapi, kami dapat menarik kesimpulan yang sesuai dengan grafik yang dibuat, bahwa semakin banyak kadar enzimnya, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk merubah amilum menjadi glukosa. hal ini dibuktikan dengan kadar 25 ml memiliki warna hijau kebiruan, sedangkan untuk kadar masih memiliki warna biru muda pada detik ke 26,8 dan 12,56 .

G.     
H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dalam mengamati perubahan amilum menjadi glukosa, didapatkan kesimpulan bahwa:
1.      Enzim adalah katalis hayati yang berfungsi mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi.
2.      Enzim hanya dapat berkerja pada suatu jenis reaksi tertentu saja.
3.      Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, dan pH.
4.      Semakin tinggi kadar enzim, maka semakin cepat laju reaksi.
5.      Enzim yang digunakan untuk merubah amilum menjadi glukosa adalah amilase yang didapat dari supernatan kecambah kacang hijau berumur 1 hari. 
I.       Daftar pustaka

http://www.Science of life. Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Perubahan Aluminium Menjadi Glukosa .co.id  

 Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta












MATERI IV
PERKECAMBAHAN BIJI
A. Teori Dasar
Perkecambahan dapat diartikan sebagai suatu perubahan morfologis seperti penonjolan akar lembaga (radikula), dapat juga diartikan munculnya semai atau juga secara teknis perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai. Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa :
1.      Imbibisi air dan absorbs air
2.      Hidrasi jaringan
3.      Adsorbsi jaringan
4.      Pengaktifan enzim dan pencernaan
5.      Transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio
6.      Peningkatan respirasi dan asimilasi
7.      Inisiasi pembelahan dan pembesaran sel
8.      Munculnya embrio
Proses penyerapan air oleh biji sebagai akibat tarikan terhadap molekul air karena besarnya potensi matriks dari dinding sel dan bahan-bahan lain yang terkandung dalam sel. Oleh sebab itu, penyerapan air akan tetap berlangsung baik pada biji dalm keadaan dorman atau tak dorman, baik biji tersebut hidup (viable) atau mati. Penyerapan air oleh biji sepenehnya merupakan peristiwa fisika yang dikenal dengan imbibisi. Setelah terjadi proses tersebut terjadilah reaksi enzimatis dan beberapa proses metabolisme segera dimulai.
            Dalam proses perkecambahan fitohormon sangat diperlukan, yaitu; 1) giberelin untuk menggiatkan enzim hidrolitik; 2) sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan munculnya akar lembaga; 3) auksin meningkatkan pertumbuhan karena pembesaran koleoriza akar lembaga dan aktivitas geotropi yaitu orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dari orientasi.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang tanah
2.      Melihat pengaruh kinetin terhadap perkecambahan biji kacang tanah, kacang hijau, dan padi
C.    Bahan dan alat
Bahan yang digunakan, yaitu: biji kedelai, biji kacang tanah, air destilasi dan larutan kinetin 100 ppm.
Alat-alat yang digunakan, yaitu: kantong plastik, timbangan analitik, tisu, cwan petri, kertas saring dan gunting.
D.    Cara kerja
D.1 Pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang kedelai
1.      timbang biji kacang tanah yang ukurannya hampir sama seberat 5 gr sebanyak 5 bagian.
2.      Masing-masing bagian direndam dalam kantong plastic yang berisi air selama 2,6,10,14,18 jam.
3.      Setelah selesai perlakuan biji kacang tanah dikeringkan dengan cara meniRiskan air diletakkan di atas kertas tisu, kemudian timbang biji tersebut dan data hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan.
D.2 pengaruh kinetin terhadap perkecambahan biji kacang tanah.
1.      Siapkan larutan kinetin 0,10,20,30,40 dan 50 ppm masing-masing 60 ml
2.      Masing-masing konsenterasi larutan dimasukkan ke dalam cawan petri (setiap cawan petri berisi 10 ml larutan) dan beri label.
3.      Masukkan kertas saring kedalam cawan petri biji kacang tanah, kacang hijau, dan padi sebanyak 10 buah.
4.      Hitung persentase biji yang berkecambah.
E.     Hasil pengamatan
D.1 Pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh kacang tanah.
Lama perendaman jam
Berat biji
Pertambahan (gr)
Awal
akhir
2
5 gr
7,98 gr
2,98 gr
6
5 gr
7,52 gr
2,52 gr
10
5 gr
8,46 gr
3,46 gr
14
5 gr
7,86 gr
2,86 gr
18
5 gr
8,20 gr
3,2 gr
D.2 pengaruh kinetin terhadap perkecambahan biji kacang tanah, kacang hijau dan padi
Larutan kinetin (ppm)
Perkecambahan
Kacang tanah
Kacang hijau
Padi
%
%
%
0
10
60
10
50
10
75
10
10
70
10
50
10
80
20
10
75
10
60
10
60
30
10
80
10
70
10
80
40
10
90
10
85
10
85
50
10
80
10
90
10
95

F.     Pembahasan
Dari analisis data dapat diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman biji kacang dalam air maka waktu yang dibutuhkan untuk penyerapan air semakin besar. Berdasarkan uji lanjut diketahui bahwa perlakuan perendaman biji kacang tanah di dalam air selama 6 jam menghasilkan rerata waktu perkecambahan yang paling sedikit dibandingkan dengan perendaman lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa adanya pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang hijau. Hal ini dapat dibuktikan dengan pertambahan berat biji dan perubahan morfologis biji yang berbeda untuk setiap perlakuan.
Terjadinya pertambahan berat biji dan perubahan morfologis biji kacang hijau ini, disebabkan karena adanya peristiwa imbibisi, yaitu merupakan peristiwa fisika dimana air masuk ke dalam biji.
Menurut Dwidjoseputro (1991), sel-sel biji kacang yang kering mempunyai nilai osmosis yang rendah, sehingga mempunyai nilai potensial osmotik yang rendah dan mempunyai nilai defisit tekanan osmotik yang tinggi, sehingga apabila biji yang kering direndam dalam air dalam waktu yang lama akan terjadi peristiwa imbibisi yang sebenarnya juga merupakan suatu proses difusi air atau osmosis. Hanya saja pada imbibisi, zat yang menyerap air merupakan koloid atau zat padat seperti biji tumbuhan yang keras.
Semakin lama waktu perendaman, maka akan semakin besar penambahan berat biji. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya air yang diserap sehingga biji mengembang dan mengeluarkan radikula.
Menurut Heddy (1990), mengembangnya material tersebut karena matreriasl tersebut mengabsorbsi air, yang berarti bahwa molekul-molekul yang diabsorbsi akan diikat pada permukaan zat yang mengabsorbsi. Oleh karena peristiwa imbibisi ini dianggap didasari oleh proses difusi karena di dalam peristiwa imbibisi tidak terdapat membran yang membatasi antara molekul yang di imbibisi dengan molekul yang mengimbibisi. Di dalam peristiwa imbibisi, volume zat yang melakukan imbibisi selalu naik selama proses imbibisi berlangsung. Penambahan volume dalam peristiwa imbibisi adalah lebih kecil dari pada penjumlahan volume zat mula-mula, dnegan zata yang di imbibisi apabila dalam keadaan bebas.
Namun, pada praktikum kali ini, terjadi sedikit perbedaan yang mana pada perendaman jam, terjadi penurunan berat biji dibanding dengan yang direndam selama jam. Hal ini dapat terjadi diperkirakan karena berbedanya kondisi biji sebelum direndam seperti permeabilitas kulit biji, luas permukaan biji yang kontak dengan air, dan konsentrasi air untuk merendam biji tersebut.
                  Menurut Firdaus, dkk (2006), Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah: Konsentrasi air (konsentrasi air diluar biji dibandingkan dengan konsentrasi air didalam biji), Permeabilitas kulit biji atau membrane biji (Ada biji dimana kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan permiabel), Suhu(Apabila suhu air ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air ke dalam biji sampai batas waktu tertentu), Luas permukaan biji yang kontak dengan air (Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan), Tekanan hidrostatik (Meningkatnya volume air yang masuk akan menimbulkan tekanan hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam biji akan memperlambat penyerapan air), Spesies (Masing–masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan tertentu), Komposisi kimia (Biji yang mempunyai kadar protein yang tinggi menyerap lebih cepat sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan biji yang kadar karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya tinggi), dan Umur biji (Biji tua menyerap lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak).
G.    Kesimpulan
Lamanya suatu perendaman terhadap tumbuhan, khususnya biji kacang tanah akan berpengaruh terhadap tumbuhan itu sendiri mengingat bahwa air sangat mutlak dibutuhkan oleh tumbuhan itu sendiri, terutama biji kacang tanah. Beberapa fungsi air dalam tubuh tumbuhan antara lain sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuahan, sebagai medium reaksi enzimatis, dan secara tidak langsung air mempengaruhi laju reaksi metabolisme.
            Pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu tumbuhan karena proses perendaman adalah :
1.      Kulit kacang membuka
2.      Tumbuh akar kecil
3.      Tumbuh batang kecil
4.      Akar memanjang
5.      Batang memanjang
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:
·         Adanya pengaruh lama perendaman terhadap penyerapan air oleh biji kacang hijau.
·         Syarat untuk mengaktifkan embrio adalah: air yang cukup, suhu, oksigen, dan cahaya.
·         Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit biji.
·         Penyerapan air oleh biji sepenuhnya merupakan peristiwa fisika yang dikenal sebagai imbibisi.
·         Air masuk ke dalam biji melalui proses imbibisi dan osmosis.
·         Imbibisi air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga perkecambahan dapat terjadi.
·         Perkecambahan dapat diartikan sebagai suatu perubahan morfologis seperti penonjolan akar lembaga (radikula).
·         Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah: Konsentrasi air, Permeabilitas kulit biji atau membran biji, Suhu, Luas permukaan biji yang kontak dengan air, Tekanan hidrostatik, Spesies, Umur biji, dan Komposisi kimia.
·         Penyerapan air akan tetap berlangsung baik pada biji dalam keadaan dorman atau tak dorman.


H.    Daftar pustaka
http://www.Rafki yasien.m.2012. pengaruh lama perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.co.id 















LAMPIRAN
GAMBAR PRAKTIKUM PER-BAB BESERTA PENJELASANNYA
©      MATERI I PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP PENYERAPAN AIR DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Gambar No 1 dan 2 merupakan  kecambah kacan hijau yang berumur 8 hari, lalu untuk melakukan percobaan praktikum ini langkah pertama lubangi kertas karton seperti gambar 3 seukuran kecambah, masukkan larutan NaCl yang telah dilarutkan kedalam Gelas Plastik, kemudian tutup dengan Kertas karton yang telah dilubangi tadi, langkah selanjutnya masukkan kecambah yang ada digambar 1 dan 2 melalui lubang karton, lalu amati seperti prosedur.



LAMPIRAN
GAMBAR PRAKTIKUM PER-BAB BESERTA URAIAN PRAKTIKUMNYA
©      MATERI II KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS
Ambil tanaman Rhoe discolor secukupnya, seperti gambar No.1, lalu cuci dengan air bersih seperti Gambar No 2, kemudian lubangi daun tanaman Rhoe discolor dengan menggunakan tutup pena sebanyak 100 sampel seperti gambar No. 3 dan 4, rendam dalam air destilasi agar cairan sel atau antosianin pada bagian yang dilukai bisa tercuci bersih, lalu Rendam kembali dengan Alkohol 70% seperti pada gambar No. 6, lihat perubahannya selama 15 menit lalu catat, setelah itu tiriskan dengan tisu seperti tampak pada gambar No.11, panaskan Aqua Dm dalam panci  pada suhu  80°C pada gambar No 7 dan 8, lalu masukkan kedalam tabung reaksi, lalu masukkan 50 buah potongan Rhoe discolor. Biarkan selama 15  menit, lalu saring kembali. Larutan hasil saringan dimasukkan ke dalam tabung reaksi seperti gambar No 10, dan kemudian catat perubahannya, dan ditiriskan dengan tissue, seperti tampak pada gambar No. 12.

LAMPIRAN
GAMBAR PRAKTIKUM PER-BAB BESERTA PENJELASANNYA
©      MATERI III KONSENTRASI ENZIM
Ambil Kecambah, dan bersihkan Kecambah tersebut dari Kulit Biji yang menutupi kotiledon, lalu kecambah yang telah bersih di masukkan kedalam alat penghalus, lalu haluskan.
Lalu kecambah yang telah di haluskan dicampurkan dengtan Aqua DM sebanyak 35 ml didalam alat penggiling tersebut, kemudian masukkan kedalam gelas piala, untuk di goyang-goyang sedikit, kemudian kembali dimasukkan kedalam gelas ukur, untuk melihat berapa banyak sampel yang harus dimasukkan kedalam sentrifuge dan di putar didalam mesin yang ada di Lab tsb.

                                                              
Larutan yang telah dibuat tersebut kemudian dimasukkan kedalam mesin diatas dan di putar selama 10 menit, lalu setelah itu, larutan JKJ yang telah jadi tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksu untuk diproses lagi dengan metode berikutnya.













LAMPIRAN
GAMBAR PRAKTIKUM PER-BAB BESERTA PENJELASANNYA
©      MATERI IV PERKECAMBAHAN
Gambar No1 menunjukkan langkah menyediakan media tanam dengan cara membasahkan tissue dan meletakannya didalam gelas plastic yang kemudian diletakkan diatasnya biji kacang hijau, gambar No 2 menunjukkan telah keluarnya akar dari biji kacang hijau tersebut, gambar No 3 menunjukkan akar yang memanjang dan juga persiapan daun pertama keluar, gambar No 4 keluarnya daun pertama dan juga pemanjangan batang yang mulai tampak, gambar No 5 dan No 6 menunjukan perkembangan kecambah sempurna, dengan semua aspek tumbuh yang terpenuhi, No 7 dan No 8 menunjukkan perkembangan sempurna dari kecambah yang telah berumur 1 minggu.